18 April 2015

AAC persiapan lengkap, isu-isu besar siap untuk ditangani

Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (AAC) diharapkan akan menghasilkan beberapa dokumen sejarah, termasuk pernyataan dukungan untuk pembentukan berdaulat negara Palestina, seorang diplomat senior mengatakan.

Purnomo Chandra, Ketua misi tetap Indonesia untuk PBB, mengatakan bahwa pernyataan dukungan untuk Palestina, meskipun tidak mengikat, adalah sebuah ide yang dikandung pada awal dalam diskusi tentang konferensi substansi di New York.

Purnomo kata Palestina perwakilan PBB telah menggarisbawahi kesiapan negaranya menjadi bangsa berdaulat.

"Untuk Deklarasi Palestina, kita telah terlibat misi Palestina di New York dari awal [dari diskusi]," katanya saat konferensi pers di Jakarta Pusat pada hari Kamis. "Mereka [Palestina] ingin menegaskan kembali diri mereka sendiri sebagai sebuah negara berdaulat yang dapat dilaksanakan akuntabel di mana saja."

Dia mengatakan bahwa Indonesia telah mengambil alih Palestina yang diakui sebagai sebuah negara berdaulat penuh secepat mungkin. "Kita tidak boleh lupa bahwa ada negara-negara di Asia dan Afrika yang lebih berkembang, sehingga kita harus menggarisbawahi betapa pentingnya itu adalah untuk berbagi pengetahuan dengan negara-negara berkembang. Kami dapat memberikan bantuan yang efektif dan tepat waktu kepada orang-orang Palestina,"katanya.

Purnomo, bagaimanapun, juga mengakui bahwa ada upaya untuk mengecilkan dukungan untuk Palestina selama konsolidasi bahan konferensi oleh negara-negara yang belum mengenal negara.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan bahwa ada rasa keputusasaan mengenai masalah Palestina, meskipun AAC bisa forum di mana peserta berbagi pengalaman mereka untuk kepentingan Palestina.

"Kita tidak boleh lupa Palestina yang sukses sebagai negara yang mengamati di PBB tidak dapat dipisahkan dari fakta bahwa negara-negara Konferensi Asia Afrika telah meminjamkan tangan mereka," kata Arrmanatha. "Ini adalah lebih dari sekedar mencari kemerdekaan; ini adalah tentang komitmen bersama untuk menyediakan kapasitas untuk 10.000 Palestina."

Selain acara dukungan untuk pembentukan negara Palestina, konferensi juga bertujuan untuk berfokus pada melanjutkan baru Asia Afrika strategis kemitraan (NAASP), serta reinterpretasi Roh dari prinsip Bandung — berasal dari Dasasila Bandung, primer 10-point yang merupakan hasil dari konferensi 1955.

NAASP merupakan sebuah inisiatif yang diluncurkan pada peringatan sebelumnya AAC pada tahun 2005 sebagai cara untuk merevitalisasi solidaritas lama dan semangat kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika.

Ferdy Piay, kepala Departemen Luar Negeri subdirectorate interregional kerjasama dari Asia Pasifik dan Afrika Direktorat Jenderal, mengatakan ada dua hasil beton lain panitia diharapkan dari forum.

"Ada tiga hasil yang kami berharap untuk menghasilkan: pesan Bandung, Deklarasi bisa menghidupkan kembali NAASP dan Deklarasi Palestina," Ferdy mengatakan kepada wartawan pada hari Kamis.

Indonesia mengatakan sebelumnya bahwa itu akan memprioritaskan delapan bidang kerjasama sebagai tindak lanjut NAASP: anti-terorisme, keamanan pangan, kejahatan terorganisir transnasional, keamanan energi, usaha kecil dan menengah (UKM), pariwisata, pemberdayaan perempuan dan jaringan Universitas.

Dalam pengembangan terkait, Kementerian Luar Negeri mengatakan Presiden Joko "Jokowi" Widodo telah menerima permintaan 18 bilateral pembicaraan di sela-sela AAC minggu depan.

Permintaan datang dari Jepang, Vietnam, Singapura, Iran, Sudan, Thailand, Cina, Bangladesh, Jordan, Timor Leste, Madagaskar, Swaziland, Mesir, Palestina dan Venezuela.

Data dari Departemen mengatakan bahwa pejabat senior dari setidaknya 77 negara, yaitu kepala negara dari Brunei Darussalam, Jordan, Swaziland, Cina, Iran, Madagaskar, Malawi, Myanmar dan Namibia, akan menghadiri acara peringatan.

Juga berencana untuk menghadiri adalah pemimpin dari Sierra Leone, Afrika Selatan, Sudan, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Nepal, Pakistan, Palestina, Rwanda, Singapura dan Thailand.

Juga akan ada 25 Menteri dan tiga Wakil Menteri, http://www.tribunnews.com/nasional/2015/04/17/persiapan-konferensi-asia-afrika-kaa-dinilai-sudah-cukup-matang Selain beberapa organisasi internasional seperti Uni Afrika, ASEAN, Liga Arab dan PBB.

3 comments: